Senin, 13 Juli 2015
3 Kunci Keselamatan…
[HR. Ahmad dan Attirmidzi, dihasankan oleh Attirmidzi dan Syeikh Albani]. ——– Dalam hadits ini Nabi -shollallohu alaihi wasallam- menyebutkan bahwa keselamatan itu bisa diraih dengan 3 hal:
1. Menjaga lisan dari perkataan yang mendatangkan dosa, maupun bahaya dari orang lain. Hendaklah seseorang tidak mengatakan kecuali kebaikan, sebagaimana dalam hadits lain
.
2. Sebisa mungkin untuk selalu di rumah, kecuali bila ada kebutuhan untuk keluar rumah… Karena dengan begitu seseorang akan semakin memperhatikan keluarganya, dan dapat mengurangi kemungkinan berbuat salah kepada orang lain.
3. Menyesali dosa-dosa yang telah dia perbuat, dia menangis dan bersimpuh di hadapan Allah meminta ampun kepadaNya, sehingga dengannya dia terhindar dari murka Allah dan selamat di dunia dan akheratnya, wallohu a’lam :) ... Kontribusi oleh @ifitrianty
#duniajilbab
Senantiasa Bersyukur
Sabar
Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya" Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya : "Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (TQS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya : “…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (TQS.Al Imran : 146) Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan.
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya.
Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al-Quran, surah At Thur ayat 48 : " Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.
Semua itu menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya. Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda : “Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim) Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas.
Sebagaimana firman Allah SWT : “...Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (TQS : Az Zumar: 10) #duniajilbab
Sabtu, 04 Juli 2015
Kisah Pensil dan Penghapus
Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."
Penghapus : "Maafkan aku?, untuk apa Pensil? . Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."
Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."
Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."
___________
Renungan :
Si Penghapus adalah Orang Tua kita.
Si Pensil adalah diri kita sendiri.
Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya,
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya.
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu,
Orang tua akan terluka (bertambah tua) dan akan menjadi semakin kecil ( dan akhirnya meninggal). Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri), Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.
“Saat itu…
Aku masih menjadi Si Pensil,
Sungguh hal itu membuat perasaanku tenggelam dalam kesedihan,
Ketika melihat si penghapus atau orang tua saya semakin bertambah tua dan rapuh.
Dan kini….
Yang tertinggal hanyalah jejak pengorbanan si Penghapus dengan segala kenangan yang pernah aku lalui dan miliki bersama mereka..."
Yuk kita lebih sayangi orang tua kita.
------LIKE & SHARE YA KAK------
Kamis, 01 Januari 2015
Kutipan buku #1
Siapa pun kelak jodoh yang di hadirkan oleh Allah untukku, semoga cintaku padaNya di atas cinta-cintanya pada selainNya (Rifa'i R:184:the perfect muslimah)