BAB
IX. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG (II)
Persoalan-persoalan
Khusus
Persoalan khusus di dalam akuntansi biasanya timbul
(dalam hal perusahaan menggunakan Sistem Desentralisasi), apabila hubungan
antara kantor pusat dengan cabang-cabangnya itu menyangkut hal-ha yang berikut:
R Pengiriman
(transfer) uang antar cabang.
R Pengiriman
barang-barang antar cabang.
R Barang-barang
yang dikirimkan ke kantor cabang di nota dengan harag diatas harga pokoknya
(cost) yaitu dengan tambahan % tertentu di atas harga pokoknya, atau di nota
dengan harga penjualan eceran.
Pengiriman
Uang Antar Cabang
Pengiriman uang
antar cabang ini terjadi apabila perusahaan mempunyai cabang lebih dari satu.
Untuk mengendalikan aktivitas tiap-tiap cabangnya biasanya kantor pusat
mengadakan pembatasan-pembatasan yang menyangkut hubungan antara cabang
tertentu dengan cabang lainnya. Rekening “proforma” antara cabang tertentu
dengan cabang lainnya tidak perlu diselenggarakan.
Pengiriman
Barang antar Cabang
Seperti halnya
pengiriman uang antar cabang, dalam hal pengiriman barang antar cabang. Maka
otorisasi terjadinya transaksi tersebut,biasanya ada pada kantor pusatnya.
Terdapat persoalan tersendiri apabila terjadi pengiriman barang dari cabang
tertentu kepada cabang lainnya.
Apabila terjadi barang-barang untuk cabang atas perintah
kantor pusat, maka perlakuan terhadap ongkos angkut (pengiriman) diatur sebagai
berikut:
a. Ongkos
angkut barang-barang dari cabang tertentuke cabang yang lain itu dibayar lebih
dulu oleh cabang yang mengirim dan nantinya dan akhirnya akan diperhitungkan
sebagai beban kantor pusat.
b. Pembebanan
ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang-barang kiriman itu
diperhitungkan sesuai dengan ongkos angkut apabila kantor pusat mengirimkan langsung kepada cabang penerima.
c. Dalam
buku-buku kantor pusat, selisih yang terjadi dalam perhitungan pembebanan
ongkos angkut antar cabang itu diperlakukan sebagai: “selisih angkos angkut
barang-barang antar cabang”
Barang-barang
untuk Cabang Dinota di atas Harga Pokok
Barang-barang
yang dikirim oleh kantor pusat ke cabang-cabang yang di nota di atas harga
pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut:
R Di
nota dengan tambahan % tertentu di atas harga pokok.
R Di
nota dengan harga jual eceran.
{ Barang-barang untuk Cabang di nota
dengan tambahan % tertentu di atas harga pokok.
Tujuan
penentuanharga barang-barang untuk cabang di atas harga pokonya antara lain:
a. Untuk
dapat mengontrol/mengendalikan para pejabar di cabang, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang konkrit tentang hasil-hasil usahanya.
b. Untuk
dapat menutup sebagian ongkos-ongkos pengurus dan pengawasan serta administrasi
yang menyangkut hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang.
Dengan
menentukan harga barang-barang untuk cabang diatas harga pokoknya, sebenarnya
bahwa laba yang dilaporkan adalah ebih rendah dari yang sesungguhnya terjadi.
Selisih yang terjadi antara “harga pokok” menurut
kantor pusat dengan “harga dalam nota” untuk cabang ditampung dalam rekening:
“cadangan kenaikan harga barang-barang cabang”.
Apabila barang telah laku terjual oleh cabang, maka
laba yang diakui oleh kantor pusat disamping selisih antara harga jual cabang
dengan harga nota, juga diperhitungkan cadangan kenaikan harga yang ada.
Biasanya perhitungan untuk mengurangi “cadangan kenaikan harga barang-barang
cabang” dilakukan pada akhir periode. Kenaikan harga barang menjadi sejajar dengan tambahan/kenaikan
harga atas persediaan yang masih ada di cabang.
{ Barang-barang
Untuk Cabang dinota Dengan Harga Jual Eceran
Tujuan dari teknik penentuan harga untuk cabang
dengan harga-harga penjualan eceran antara lain adalah:
a. Untuk
lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang
hasil-hasil operasi cabang.
b. Oleh
karena harga jual ecerantelah ditetapkan, maka apabila ada laporan penjualan
dari cabang, dapat segera diperkirakan saldo persediaan yang ada di cabang
tanpa menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu dibuat.
c. Mempermudah
untuk pencocokkan di dalam mengadakan inventarisasi phisik barang dicabang,
dimana jumlah persediaan phisik harus sama dengan perbedaan antara harga yang dinota
oleh kantor pusat dikurangi penjualan bersih yang dilaporkan.
d. Melaksanakan
kebijaksanaan harga jual yang sama terhadap beberapa daerah pemasaran tertentu.
Laporan
keuangan gabungan apabila barang-barang cabang dinota diatas harga pokok
Apabila barang-barang untuk cabang dinota
dengan harga yang berbeda daru harga pokoknya, maka akan timbul
persoalan-persoalan khusus di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan.
Persoalan khusus yang perliu diperhatikan antara lain:
o
Persediaan akhir barang-barang pada
neraca kantor cabang yang nilainya berbeda dari harga pokok sebenarnya, harus
dinyatakan kembali dalam harga pokok semula agar memungkinkan penyusunan neraca
gabungan.
o
Persediaan awal dan akhir barang-barang
pada laporan perhitungan rugi-laba cabang harus dinyatakan kembali dalam harga
pokok yang sebenarnya.
o
Untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan gabungan biasanya daftar lajur dibuat atas dasar data neraca sisa dari
pusat dan cabangnya.
0 komentar:
Posting Komentar