BAB
X. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG (III)
Cabang-cabang
di Luar Negeri
Makin
meluasnya hubungan perdagangan internasional, memungkinkan perusahaan memperkuas
usahanya ke luar negeri dengan membuka atau mendirikan cabang-cabang di luar
negeri.
Transaksi-transaksi yang
terjadi dalam hubungan internsaional tidak saja dinyatakan didalam jumlah
kesatuanmata uang dalam negeri (Rupiah), tetapi dapat dinyatakan dalam mata
uang asing. Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan maka
transaksi-transaksi yang nilainya tercatat dalam mata uang asing, harus
dijabarkan kedalam kesatuan mata uang dalam negeri (rupiah)
Masalah
Nilai Kurs Mata Uang
Nilai
Kurs atau Rate of Exchange menyatakan hubungan nilai di antara satu kesatuan
mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negeri. Nilai kurs atau sering
disingkat dengan sebutan “kurs” ini sebagai dasar untuk menjabarkan atau
menterjemahkan transaksi-transaksi yang
dinyatakan dalam mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri.
Ada beberapa macam jenis kurs
yang dikenal di dalam dunia perdagangan yaitu:
{ Nilai
Kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatip emas murni yang terdapat di
dalam satu kesatuan mata uang tertentu dan dikenal dengan sebutan: “mint par
rates of exchange”
{ Nilai
kurs didarkan atas hukum permintaan dan penawaran yang berlaku dan dikenal
dengan sebutan : “Free market rate of exchange”
{ Nilai
kurs yang ditetapkan oleh Permintaan disebut sebagai : “official rete of
exchange”
Nilai kurs yang menyatakan
niali mata uang asing dan mata uang dalam negeri dapat dinyatakan secara
langsung atau tidak langsung (direct and indirect quotations)
Nilai tukar langsung (direct
quotations) menyatakan nilai satu unit mata uang asing dalam persamaannya
dengan nilai mata uang dalam negeri.
Nilai
tukar tidak langsung
Nilai
tukar tidak langsung (indirect quotations) menyatakan nilai kesatuan (satu
unit) mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang asing.
Jual
Beli dengan Pihak Luar Negeri
Dalam
transaksi-transaksi jual beli dengan pihak luar negeri, harga beli atau harag
jual barang-barang dapat dinyatakan dalam mata uang asing dan atau mata uang
dalam negeri. Akan tetapi pembukuan terhadap transaksi-transaksi tersebut tetap
harus dinyakan dengan satuan mata uang dalam negeri. Oleh karena itu
transaksi-transaksi yang dinyatakan dalam satuan mata uang asing harus terlebih dahulu dijabarkan ke dalam satuan
mata uang dalam negeri.
Adanya fluktuasi
(naik-turunnya) nilai tukar dan suatu mata uang terhadap mata uang lainnya,
dapat menyebabkan salah satu pihak yang emngadakan transaksi akan menderita
rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Laba atau rugi tersebut adalah
perbedaan yang terjadi antara kurs tanggal terjadinya atau dimuali berlaukunya
transaksi dengan kurs pada tanggal diselesaikannya transaksi atau dilakukannya
realisasi pembayaran.
Agar suapaya lebih jelas dan
terperinci, biasanya selisih kurs yang terjadi dibedakan ke dalam 2 macam
rekening, yaitu:
a. Untuk
selisih yang menguntungkan dicatat dalam rekening “Laba Selisih Kurs” (Gain on
currency exchange)
b. Untuk
selisih yang merugikan dicatat dalam rekening “Rugi Selisih Kurs” (Loss on
currency exchange).
Masalah
Penjabaran Nilai Mata Uang
Perhitungan
penjabaran mata uang harus memperhatikan dasar hitungan mata uang yang bersangkutan.
Apabila nilai tukar suatu mata uang dinyatakan dalam dasar hitungan desimal,
penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatup mudah.
Apabila dasar hitungannya
bukan sistem desimal, maka penjabarannya agak lebih sukar. Misalnya kesatuan
mata uang inggris beberapa tahun yang lalu, dimana satu pound sterling sama
dengan 20 shilling (s) dan satu shilling sama dengan 12 pence (d).
Penjabaran
Rekening-rekening yang dinyatakan dalam uang mata uang asing
Apabila
suatu perusahaan (di dalam negeri) mendirikan cabang atau mempunyai perusahaan
anak (subsidiary company) di laur negeri, maka laporan keuangan individual dari
cabang atau perusahaan anak tersebut akan dinyatakan dalam satuan mata uang
negara dimana unti usaha itu bertempat kedudukan sehingga berbeda dari laporan
keuangan individual kantor pusat atau perusahaan induk.
Oleh karena itu jika laporan
keuangan gabungan atau laporan keuangan yang konsolidasi akan disusun, dalam
rangka menunukkan posisi yang dikonsolidasi dan disusun, dalam rangka
menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan-perusahaan ini sebagai
satu kesatuan usaha.
Rekening-rekening
Neraca:
{ Aktiva
Lancar (Current Assets)
Kas,
piutang, dan aktiva lancar yang lain harus dijabarkan dengan nilai kurs yang
berlaku pada saat penyusunan neraca. Persediaan barang-barang yang harus
mengikuti ketentuan umum untuk memilih “harga pokok (beli) atau harga pasar
mana yang lebih rendah”
{ Aktiva
tidak lancar (non current assets)
Harta
tetap, investasi jangka panjang (tetap) dan piutang jangka panjang harus
dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada saat aktiva tersebut dibeli atau
didirikan.
{ Hutang
Lancar (currens liabilities)
Hutang-hutang
dalam mata uang asing harus dijabarkan denga kurs yang berlaku pada tanggal
disusunnya neraca.
{ Hutang
tidak Lancar
Hutang
tidak lancar atau hutang-hutang jangka panjang dalam mata uang asing harus
dijabarkan denga kurs yang berlaku pada saat hutang tersebut terjadi.
{ Modal
Saham
Modal
saham yang dinyatakan dalam mata uang asing haruus dijabarkan dengan kurs pada
saat saham-saham tersebut dikeluarkan.
Rekening-rekening Rugi-Laba:
{ Pendapatan
dan biaya-biaya
Rekening-rejening
pendapatan dan biaya ongkos-ongkos yang dinyatakan dalam mata uang asing harus
dijabarkan dengan kurs rata-rata (average rate of exchange)
{ Penyusutan
(depreciation) aktiva tetap
Penyusutan
atau depresiasi aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku
pada saat aktiva yang bersangkutan tersebut: dibeli terjadi atau didirikan
(dibangun)
Berhubungan dengan adanya ketentuan-ketentuan
pedoman tersebut di atas, di dalam pelaksanaan penjabaran saldo
rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang di lur negeri perlu diperhatikan
hal-hal yang berikut:
·
Kurs yang dipergunakan untuk menjabarkan
(tranlation rate).
Untuk
mempermudah penyusunannya, biasanya dimuka atau dibelakang kurs yang dipakai
untuk menjabarkan sesuatu pos diberi tanda-tanda tertentu.
·
Tanda-tanda tertentu itu antara lain
dapat berupa:
a. Huruf
“C” untuk “Current Rate” atau nilai kurs pada akhir periode ata pada saat
penyusunan laporan-laporan keuangan.
b. Huruf
“H” untuk “Historical Rate” atau nilai kurs pada saat transaksi-transaksi
tertentu diselesaikan, misalnya pada kurs pada saat aktiva tetap dibeli,
diperoleh atau di bangun.
c. Huruf
“R” untuk “Reciprocal Amount” atau menunjukkan nilai mata uangyaang tertera di
dalam rekening-rekening pada buku-buku kantor pusat.
d. Huruf
“A” untuk “Averange Rate” atau kurs rata-rata yang sudah dihitung, misalknya
kurs rata-rata bulanan, rata-rata tertimbang dan lain-lain.
·
Pos atau rekening punyusutan
(depresiasi) seyogyanya dipisahkan tersendiri di dalam Laporan Rugi Laba Cabang
atau dapat pula di gabungkan di dalam rekening “Macam-macam Biaya” atau jenis
biaya yang lain, asal ada penjelasan yang tegas tentang ketentuan dan besarnya
penyusutan.
Penyusutan
Laporan Keuangan Gabungan kantor pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri.
Langkah-langkah di dalam penyusunan laporan keuangan
gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar negeri, adalah sebagai
berikut:
1. Atas
dasar laporang keuangan individual dari cabang (berupa Neraca dan laporan Rugi
Laba).
2. Proses
penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang.
3. Apabila
hasil penjabaran terhadap saldo rekening pembukuansecara keseluruhan tidak
seimbang (antara jumlah debit dan kredit tidak sama)
4. Sesudah
penjabaran terhadap saldo rekeining pembukuan cabang selesai.
5.
Berdasar dari daftar lajur gabungan
tersebut nomor 4, baru disusun “Neraca dan Perhitungan Rugi-laba gabungan
antara Kantor Pusat dan Cabang”
Penyusutan
Aktiva Tetap
Dalam
saldo rekening Biaya penjualan dan Biaya Administrasi & umum, termasuk
unsur biaya penyusutan alat-alat perlengkapan kantor dan gedung yang seharusnya
dijabarkan tersendiri sesuai dengan kurs pada saat terjadinya transaksi aktiva
tetap itu di dapat (historical rate).
Selisih Penyesuaian Kurs
Pada
umumnya selisih yang terjadi di dalam penjabaran
mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.
Apabila selisih penyesuaian kurs
menunjukkan saldo sebelah “Debit” berarti merugikan dan apabila
menunjukkansaldo sebelah “Kredit” berarti menguntungkan.
0 komentar:
Posting Komentar