Feeds RSS
Feeds RSS

Kamis, 11 Oktober 2012

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG (III)



BAB X. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG (III)

Cabang-cabang di Luar Negeri

Makin meluasnya hubungan perdagangan internasional, memungkinkan perusahaan memperkuas usahanya ke luar negeri dengan membuka atau mendirikan cabang-cabang di luar negeri.
                   Transaksi-transaksi yang terjadi dalam hubungan internsaional tidak saja dinyatakan didalam jumlah kesatuanmata uang dalam negeri (Rupiah), tetapi dapat dinyatakan dalam mata uang asing. Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan maka transaksi-transaksi yang nilainya tercatat dalam mata uang asing, harus dijabarkan kedalam kesatuan mata uang dalam negeri (rupiah)

Masalah Nilai Kurs Mata Uang
                   Nilai Kurs atau Rate of Exchange menyatakan hubungan nilai di antara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negeri. Nilai kurs atau sering disingkat dengan sebutan “kurs” ini sebagai dasar untuk menjabarkan atau menterjemahkan transaksi-transaksi  yang dinyatakan dalam mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri.
                   Ada beberapa macam jenis kurs yang dikenal di dalam dunia perdagangan yaitu:
{  Nilai Kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatip emas murni yang terdapat di dalam satu kesatuan mata uang tertentu dan dikenal dengan sebutan: “mint par rates of exchange”
{  Nilai kurs didarkan atas hukum permintaan dan penawaran yang berlaku dan dikenal dengan sebutan : “Free market rate of exchange”
{  Nilai kurs yang ditetapkan oleh Permintaan disebut sebagai : “official rete of exchange”
                   Nilai kurs yang menyatakan niali mata uang asing dan mata uang dalam negeri dapat dinyatakan secara langsung atau tidak langsung (direct and indirect quotations)
                   Nilai tukar langsung (direct quotations) menyatakan nilai satu unit mata uang asing dalam persamaannya dengan nilai mata uang dalam negeri.

Nilai tukar tidak langsung
                   Nilai tukar tidak langsung (indirect quotations) menyatakan nilai kesatuan (satu unit) mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang asing.

Jual Beli dengan Pihak Luar Negeri
                   Dalam transaksi-transaksi jual beli dengan pihak luar negeri, harga beli atau harag jual barang-barang dapat dinyatakan dalam mata uang asing dan atau mata uang dalam negeri. Akan tetapi pembukuan terhadap transaksi-transaksi tersebut tetap harus dinyakan dengan satuan mata uang dalam negeri. Oleh karena itu transaksi-transaksi yang dinyatakan dalam satuan mata uang asing  harus terlebih dahulu dijabarkan ke dalam satuan mata uang dalam negeri.
                   Adanya fluktuasi (naik-turunnya) nilai tukar dan suatu mata uang terhadap mata uang lainnya, dapat menyebabkan salah satu pihak yang emngadakan transaksi akan menderita rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Laba atau rugi tersebut adalah perbedaan yang terjadi antara kurs tanggal terjadinya atau dimuali berlaukunya transaksi dengan kurs pada tanggal diselesaikannya transaksi atau dilakukannya realisasi pembayaran.
                   Agar suapaya lebih jelas dan terperinci, biasanya selisih kurs yang terjadi dibedakan ke dalam 2 macam rekening, yaitu:
a.       Untuk selisih yang menguntungkan dicatat dalam rekening “Laba Selisih Kurs” (Gain on currency exchange)
b.      Untuk selisih yang merugikan dicatat dalam rekening “Rugi Selisih Kurs” (Loss on currency exchange).



Masalah Penjabaran Nilai Mata Uang
                   Perhitungan penjabaran mata uang harus memperhatikan dasar hitungan mata uang yang bersangkutan. Apabila nilai tukar suatu mata uang dinyatakan dalam dasar hitungan desimal, penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatup mudah.
                   Apabila dasar hitungannya bukan sistem desimal, maka penjabarannya agak lebih sukar. Misalnya kesatuan mata uang inggris beberapa tahun yang lalu, dimana satu pound sterling sama dengan 20 shilling (s) dan satu shilling sama dengan 12 pence (d).

Penjabaran Rekening-rekening yang dinyatakan dalam uang mata uang asing
                   Apabila suatu perusahaan (di dalam negeri) mendirikan cabang atau mempunyai perusahaan anak (subsidiary company) di laur negeri, maka laporan keuangan individual dari cabang atau perusahaan anak tersebut akan dinyatakan dalam satuan mata uang negara dimana unti usaha itu bertempat kedudukan sehingga berbeda dari laporan keuangan individual kantor pusat atau perusahaan induk.
                   Oleh karena itu jika laporan keuangan gabungan atau laporan keuangan yang konsolidasi akan disusun, dalam rangka menunukkan posisi yang dikonsolidasi dan disusun, dalam rangka menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan-perusahaan ini sebagai satu kesatuan usaha.

Rekening-rekening Neraca:
{  Aktiva Lancar (Current Assets)
Kas, piutang, dan aktiva lancar yang lain harus dijabarkan dengan nilai kurs yang berlaku pada saat penyusunan neraca. Persediaan barang-barang yang harus mengikuti ketentuan umum untuk memilih “harga pokok (beli) atau harga pasar mana yang lebih rendah”
{  Aktiva tidak lancar (non current assets)
Harta tetap, investasi jangka panjang (tetap) dan piutang jangka panjang harus dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada saat aktiva tersebut dibeli atau didirikan.
{  Hutang Lancar (currens liabilities)
Hutang-hutang dalam mata uang asing harus dijabarkan denga kurs yang berlaku pada tanggal disusunnya neraca.

{  Hutang tidak Lancar
Hutang tidak lancar atau hutang-hutang jangka panjang dalam mata uang asing harus dijabarkan denga kurs yang berlaku pada saat hutang tersebut terjadi.
{  Modal Saham
Modal saham yang dinyatakan dalam mata uang asing haruus dijabarkan dengan kurs pada saat saham-saham tersebut dikeluarkan.

Rekening-rekening Rugi-Laba:
{  Pendapatan dan biaya-biaya
Rekening-rejening pendapatan dan biaya ongkos-ongkos yang dinyatakan dalam mata uang asing harus dijabarkan dengan kurs rata-rata (average rate of exchange)
{  Penyusutan (depreciation) aktiva tetap
Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku pada saat aktiva yang bersangkutan tersebut: dibeli terjadi atau didirikan (dibangun)
Berhubungan dengan adanya ketentuan-ketentuan pedoman tersebut di atas, di dalam pelaksanaan penjabaran saldo rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang di lur negeri perlu diperhatikan hal-hal yang berikut:
·         Kurs yang dipergunakan untuk menjabarkan (tranlation rate).
Untuk mempermudah penyusunannya, biasanya dimuka atau dibelakang kurs yang dipakai untuk menjabarkan sesuatu pos diberi tanda-tanda tertentu.
·         Tanda-tanda tertentu itu antara lain dapat berupa:
a.       Huruf “C” untuk “Current Rate” atau nilai kurs pada akhir periode ata pada saat penyusunan laporan-laporan keuangan.
b.      Huruf “H” untuk “Historical Rate” atau nilai kurs pada saat transaksi-transaksi tertentu diselesaikan, misalnya pada kurs pada saat aktiva tetap dibeli, diperoleh atau di bangun.
c.       Huruf “R” untuk “Reciprocal Amount” atau menunjukkan nilai mata uangyaang tertera di dalam rekening-rekening pada buku-buku kantor pusat.
d.      Huruf “A” untuk “Averange Rate” atau kurs rata-rata yang sudah dihitung, misalknya kurs rata-rata bulanan, rata-rata tertimbang dan lain-lain.

·         Pos atau rekening punyusutan (depresiasi) seyogyanya dipisahkan tersendiri di dalam Laporan Rugi Laba Cabang atau dapat pula di gabungkan di dalam rekening “Macam-macam Biaya” atau jenis biaya yang lain, asal ada penjelasan yang tegas tentang ketentuan dan besarnya penyusutan.

Penyusutan Laporan Keuangan Gabungan kantor pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri.
            Langkah-langkah di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar negeri, adalah sebagai berikut:
1.      Atas dasar laporang keuangan individual dari cabang (berupa Neraca dan laporan Rugi Laba).
2.      Proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang.
3.      Apabila hasil penjabaran terhadap saldo rekening pembukuansecara keseluruhan tidak seimbang (antara jumlah debit dan kredit tidak sama)
4.      Sesudah penjabaran terhadap saldo rekeining pembukuan cabang selesai.
5.      Berdasar dari daftar lajur gabungan tersebut nomor 4, baru disusun “Neraca dan Perhitungan Rugi-laba gabungan antara Kantor Pusat dan Cabang”

Penyusutan Aktiva Tetap
            Dalam saldo rekening Biaya penjualan dan Biaya Administrasi & umum, termasuk unsur biaya penyusutan alat-alat perlengkapan kantor dan gedung yang seharusnya dijabarkan tersendiri sesuai dengan kurs pada saat terjadinya transaksi aktiva tetap itu di dapat (historical rate).

Selisih Penyesuaian Kurs
            Pada umumnya selisih yang terjadi di dalam penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
            Apabila selisih penyesuaian kurs menunjukkan saldo sebelah “Debit” berarti merugikan dan apabila menunjukkansaldo sebelah “Kredit” berarti menguntungkan. 

0 komentar:

Posting Komentar